Menyedihkan, Kisah Nenek yang Jenazahnya Tidak Disholatkan di Mushola di Karenakan ini ... (BANTU SHARE )

Meninggalnya salah satu penduduk DKI Jakarta ini malah jadi viral di beberapa media sosial.
Salah satu yang mengungkapkan kisahnya adalah akun Renny Fernandez di Facebook.
Renny bercerita tentang hal ini lewat status yang ia tulis beberapa jam lalu.
Selain rangkaian kalimat, ia juga mengunggah tiga buah foto.
Di dalam foto tersebut, terlihat sebuah pigura yang dibawa oleh seorang wanita paruh baya.
Beberapa orang duduk di dalam sebuah ruangan yang sederhana.
Foto ibu yang mereka bawa adalah seorang nenek yang memakai kerudung berwarna hitam.
Sementara itu, wajah orang-orang di sekitarnya terlihat sedih.
Beginilah isi dari tulisan wanita itu.
"Tadi sore, saya dan mba Nong Darol Mahmada menyempatkan datang ke rumah keluarga alm. ibu Hindun, di jalan Karet Karya 2 - Jakarta Selatan.
Sebelumnya saya mendengar pemberitaan di media, kalau alm. ibu Hindun (78thn) 3 hari lalu meninggal dunia dan kabarnya jenasahnya ditolak utk disholati di Mushollah oleh pihak musholah di tempat tinggalnya.
Ibu Neneng, putri ke 4 bu Hindun yg sehari2 tinggal bareng dgn bu Hindun selama hidupnya, membenarkan berita tersebut.
Akhirnya bu Hindun disholati di rumahnya dihadiri keluarga dan bbrp warga saja.
Alasan tidak diijinkan disholati di Mushollah, oleh pak Ustad dikatakan karena pada saat itu di mushollah tidak ada orang.
Walaupun akhirnya ustad ini ikut mensholati jenasah bu Indun, tetapi di rumahnya, bukan di mushollah.
Ketika dikonfirmasi, apakah betul bu Hindun memilih Ahok, bu Neneng membenarkan.
Pada saat pencoblosan 15 februari 2017, dalam keadaan sakit, dan didatangi petugas KPUD ke rumahnya.

"Kami sekeluarga memilih Ahok bu.. Termasuk alm ibu saya. Walaupun kami org bodoh, tp kami merasakan apa yg sudah dikerjakan pak Ahok. Anak saya satu2nya bernama Reval dapat KJP, suami saya meninggal dari 7 tahun lalu karena sakit."
Bu Neneng juga berkisah, kalau dia terbantu ketika anak satu2nya Reval, harus operasi jantung, dan seluruh biaya pengobatan ditanggung oleh pemerintah.
Selepas peristiwa ini, ketika saya bertanya kepada bu Neneng, Ibu Oci, dan Ibu Annisa ( kakak beradik anak2 dari ibu Hindun ) apakah akan mengubah pilihannya? Atau menjadi takut untuk memilih, Serempak mereka berkata: Tidak! Kami TETAP AHOK! Dan akan tetap coblos pak Ahok!
Hal ini jujur membuat saya sangat terharu, karena apa yang saya lakukan selama ini untuk mendukung Ahok, blm seberpa dengan apa yang dihadapi keluarga ibu Hindun ini.
Saya berdoa, semoga alm bu Hindun, diterima di sisi Tuhan YME, dan teman2 tetap berani dan mau saling support untuk tetap memperjuangkan apa yang kita yakini benar.

Previous
Next Post »
Thanks for your comment
//add jQuery library