Kasihan .. Nenek ini Merantau ke Sukaharjo Bersama Suami yang Sakit, Tiap Bulan Cari Rp 100 ribu untuk Ini ..

Kisah Nenek Merantau ke Sukaharjo Bersama Suami yang Sakit, Tiap Bulan Cari Rp 100 ribu untuk Ini
Uang Rp 100 ribu sangat berharga bagi wanita lansia dan suaminya ini.
Wanita ini memang sudah tak muda lagi.
Dirinya sudah memasuki usia senja, terlihat dari kerutan di wajah dan rambut putih yang menyembul dari sela-sela kerudungnya.
Perempuan ini selalu terlihat di sebuah jalan di bawah pohon besar.
Hampir setiap waktu ia menghabiskan harinya di hadapan sebuah etalase sederhana.
Mbah Tarmi menjual apa yang bisa ia jual.
Perempuan ini mengaku adalah orang asli Ponorogo, Jawa Timur.
Tapi kini, ia merantau ke Sukoharjo, Jawa Tengah.
Tentu ia punya alasan sendiri.
Hal itu karena ia yang sudah sepantasnya menikmati usia senja harus mengurus sang suami.
Sudah tujuh tahun belakangan sang suami yang bernama Mbah Kidi mengalami penyakit asam urat.
Tadinya, pasangan ini punya rumah di Ponorogo.
Tapi rumah itu akhirnya harus dijual untuk perawatan Mbah Kidi.
Pasangan ini juga diketahui tak mempunyai anak.
Karenanya, Mbah Tarmi harus bekerja keras memenuhi kehidupan mereka.
Untuk tempat tinggal, makan sehari-hari, hingga pengobatan Mbah Kidi.
Mbah Tarmi harus berjualan di bawah pohon di pinggir jalan dengan modal seadanya.
Ia juga harus membayar sewa kamar 100 ribu per bulan untuk tempat tinggal mereka.
Namun seringkali Mbah Tarmi harus menelan kenyataan pahit.
Jualannya sering kali tak laku.
Bahkan, dirinya sudah menghentikan pengobatan sang suami karena penghasilannya hanya cukup untuk makan seadanya dan bayar sewa kamar.
Facebook Yuni Rusmini
Facebook Yuni Rusmini ()
Berikut kisahnya dari sebuah akun Facebook.
"Nenek perkasa Dan setia dI sukoharjo.
Mbah tarmi beliau asli dari ponorogo, jatim dan pergi ke sukoharjo, jateng untuk mengobatkan suaminya yg sudah 7th terserang penyakit asam urat dan suaminya bernama mbah kidi.
Mrk hanya hidup berdua krn Nggak punya anak. Mbah kidi sdh tua Dan sakit"an Nggak bISA kerja lg.
Menurut keterangan ,beliau di ponorogo tidak punya apa"lg. punya rmh pun sudah terjual untuk berobat.
di Sukoharjo beliau nyewa sepetak kamar yg harus di bayar perbulannya 100 ribu rupiah dan sekarang beliau mengatakan terpaksa menghentikan mengobatkan suaminya karena sudah tidak sangup membayarya.
Utk makan sehari Hari beliau berjualan di bawah pohon di pinggir jln dgn modal seadanya yg ia miliki. Keuntungannya utk makan Dan sewa kamar.
Wlu terkadang gk cukup , beliau cukup cukupkan.maklum dagangannya gk seberapa , jg jarang org yg membeli, maklum cm di pinggir jln di bawah pohon. Itupun klu hujan beliau gk bisa jualan.
Lokasi tempat jualannya
Klu dr lampu merah DKR keselatan kurang lebih 300m sebelum taman pakujoyo utara tenda soto.....beliau di bawah pohon jualan disitu.
Untuk tempat beliau tidur sewa sepeTak kamar tepatnya di selatan DKR, samping taman pakujoyo, sukoharjo.
Buat shbtku yg tinggal di sukoharjo Dan sekitarnya , atau lewat tempat tsb, tlg disambangi, atau syukur beli dagangannya Dan dilarisi agar simbah bisa makan. Atau Bantu apapun biar simbah bisa sdkt tersenyum...insa Allah berkah....amin
Yg Semangat Dan sehat trs nggih mbah.....SMG Allah melimpahkan rejeki Buat simbah selalu....amin yarroball alamin.

Previous
Next Post »
Thanks for your comment
//add jQuery library