Kisah ini saya
dapatkan dari orang tua saya. Pada waktu itu belum merata ke seluruh indonesia
kebutuhan-kebutuhan masyarakat adalah makanan saat itu.
Ini kisah
nyata waktu dulu ada dua bersaudara kakak dan adik. Kakaknya perempuan dan
adiknya laki-laki. Kakaknya berusia 8 tahun dan adiknya berusia 6 tahun. mereka
anak yatim piatu, kedua orang tua mereka baru saja meninggal, ceritanya waktu
dulu. Mereka harus mandiri mereka tinggal di desa yang lebih dari cukup
penduduknya. Rata-rata penduduknya kehidupannya sederhana apa adanya.
Rata-rata
para penduduk desa adalah para petani bercocok tanam untuk mencukupi kebutuhan
hidup mereka. Kakak beradik maksudnya mereka hanya bisa memasak air dan memasak
nasi dengan alat sederhana apa adanya. Seterusnya mereka hanya bisa menerima pertolongan
dari penduduk desa. Karena mereka tidak mempunyai keluarga di desa. Tapi hidup
harus terus berjalan mereka harus mandiri. Mereka juga belajar untuk bercocok
tanam demi mencukupi kebutuhan
hidup mereka dan mereka juga rajin membantu
penduduk bercocok tanam dari situ mereka belajar.
Begitu susahnya
hidup tanpa kedua orang tua. Mereka masih terlalu kecil hidup tanpa orang tua
tapi semua adalah yang terbaik dari tuhan. Mereka anak yang rajin suka membantu
penduduk desa. Apalagi ketika musim panen padi mereka membantu dari situ mereka
sering mendapatkan hasil panen padi.
Pada waktu
mereka memasak hasil panen padi hasil membantu penduduk desa. Beras pemberian
para penduduk desa. Lalu mereka memasak beras menjadi nasi pada waktu sore hari
dan malam hari nasi sudah masak siap untuk di makan dengan lauk sederhana apa
adanya. Pada waktu itu belum ada penerangan dari listrik masih menggunakan api
sisa memasak untuk penerangan. Selesai mereka makan dan membereskan semua. Lalu
mereka tidur dan tidur mereka tidak nyenyak banyak nyamuk!. Pada waktu si kakak
bangun lebih dulu, melihat sisa makanan untuk mereka makan lagi pada waktu
pagi. Sisa nasi semalam ada tikus yang memakan sisa nasi mereka!. Tapi nasinya
masih sisa!. Si kakak yang bangun terlebih dulu dengan terpaksa berbohong kepada
si adik yang baru bangun!. Mereka makan sisa nasi semalam!. Yang sudah lebih
dulu di bersihkan si kakak dari bekas yang di makan tikus!. Yang di makan tikus
sudah di buang!. Yang sisa masih bersih mereka makan dan pada waktu itu rata-rata
penduduk desa di bawah rata-rata kehidupanya.
Ketika orang
tua saya menceritakan kisah ini saya berpikir. Begitu susahnya pada waktu itu.
Kita harus bersyukur sekarang jauh lebih baik dari pada dulu. Dari kisah tadi
kita bisa mengambil kebaikan kisah tadi adalah mandiri, rajin suka membantu dan
menolong, berbohong demi kebaikan, sebenarnya bohong itu dosa apapun alasanya.
Tapi bila pada waktu situasi yang tidak memungkinkan untuk jujur adalah pada
waktu tertentu bohong banyak posotifnya dan jujur sedikit positifnya, menurut
saya tidak apa apa bohong demi kebaikan. Sekali lagi bohong itu dosa. Semoga
bermanfaat. Terimakasih.
ConversionConversion EmoticonEmoticon