Cermin adalah permukaan yang
licin dan dapat menciptakan pantulan bayangan benda dengan sempurna. Jaman dulu
sebelum ada cermin, orang bercermin di sumber mata air yang tenang airnya dan
banyak airnya. Sejak sekitar 8.000 tahun yang lalu manusia telah mengenal cermin
adalah dari kepingan batu obsidan yang mengkilat, batu obsidan untuk di jadikan
cermin. Cermin obsidan yang di temukan di turki, berumur sekitar 6000 sm.
Cermin batu mengkilat dari amerika tengah dan
amerika selatan berumur sekitar 2000 sm. Cermin dari tembaga yang mengkilat
dari mesir berumur sekitar 3000 sm. Cermin dari perunggu dari china berumur
sekitar 2000 sm. Cermin dulunya adalah merupakan barang mewah yang sangat
mahal. Cermin yang terbuat dari kepingan batu obsidan, cermin terbuat dari
tembaga, cermin terbuat dari perunggu adalah bayangan yang di pantulkan kembali
oleh cermin dari bahan- bahan, batu obsidan, tembaga, perunggu. Cermin moderen
jaman sekarang kebanyakan terbuat dari lapisan tipis aluminium di salut dengan
kepingan kaca, cermin ini di sebut sepuh belakang, di mana permukaan memantul
di lihat melalui kepingan kaca.
Pelapisan cermin dengan kaca membuat cermin
tahan, tetapi mengurangi kualitas cermin karena tambahan biasan permukaan depan
kaca, cermin seperti ini membalikkan sekitar 80% dari cahaya yang datang,
bagian belakang cermin sering di cat hitam sepenuhnya untuk melindungi dari
pengikisan. Orang-orang eropa mulai menyempurnakan pembuatan cermin pada abad
16 dan kota venesia italia menjadi pusat pembuatan kaca, juga menjadi pusat
produksi cermin, dengan teknik melapisi kaca dengan timah. Tahun 1830, seorang
ahli kimia asal jerman JUSTUS LIEBIG
menemukan cermin kaca pantul yang prosesnya mengunakan pengendapan lapisan perak
metalik ke kaca melalui proses reduksi kimia perak nitrat dan cermin moderen
seperti ini yang kemudian kita kenal seperti sekarang.
Cermin dari kaca yang di lapisi
dari logam di ciptakan pada abad 1 masehi oleh orang lebanon. Sedangkan cermin
pantul cembung dan cekung pertama kali di deskripsikan oleh ilmuwan arab
bernama IBN SAHL di abad 10. Apa
jadinya kalau tidak ada cermin pasti kita tidak dapat mengenali wajah kita
sendiri. Bersyukur kepada tuhan memberikan proses adanya cermin. Cermin tidak
pernah bohong pasti selalu jujur, jangan bohong lebih baik jujur. Semoga
bermanfaat, untuk yang membaca terimakasih sudah membaca.
ConversionConversion EmoticonEmoticon