Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang gala. Papatah tersebut menggambarkan betapa jiwa penyayang seorang ibu seakan tidak berbatas (tak terkira) kepada anak-anaknya. Pendek kata, seorang ibu rela menderita asal anaknya bisa bahagia.
Itu sebabnya, dikatakan bahwa kasih ibu sepanjang jalan. Rasulullah Saw. bahkan bersabda, "Keridhaan Allah terletak pada keridhaan kedua orangtua dan kemarahan Allah terletak pada kemarahan orangtua" (HR Ibnu Hibban dan Hakim).
Namun, dibanding dengan kasih sayangnya Allah maka kasih sayang Allah kepada hamba-Nya jauh lebih besar. Diriwayatkan dari umar bin khaththab r.a., dia berkata, "Beberapa orang tawanan dihadapkan kepada Rasulullah Saw., tiba-tiba ada seorang wanita dalam rombongan tawanan itu, diangkatnya dan kemudian disusuinya. Kemudian Rasulullah Saw. bertanya, "Apakah kamu berpendapat bahwa perempuan ini akan melemparkan anaknya kedalam api?" Kami menjawab, "Demi Allah, tidak." Beliau bersabda, "Allah lebih sayang kepada hamba-Nya melebihi sayangnya perempuan itu kepada anaknya" (HR Bukhari dan Muslim).
Allah adalah al-Rahim, Maha Penyayang. Allah menetapkan perintah dan larangan, ujian hidup, penderitaan, dan kebahagiaan, hakikatnya adalah bukti bahwa Allah Maha Penyayang kepada hamba-Nya. Andai seorang Muslimah diperintah berhijab, hal itu bukan bermaksud, untuk membatasi kebebasannya, tetapi untuk kebaikan dunia akhiratnya.
Jika Allah memerintahkan berpuasa dibulan Ramadhan, bukan berarti Allah ingin menyengsarakan, tetapi untuk kebaikan hamba itu sendiri. Saat diuji dengan beragam masalah bukan berarti Allah membenci, tetapi untuk kemuliaan hidup si hamba. Dengan demikian, Muslimah hendaknya memahami bahwa apa yang menjadi kehendak-Nya merupakan bagian dari kasih Sayang Allah kepada hamba-Nya. [reportaseterkini]
Sumber : 195 pesan cinta Rasulullah oleh Abdillah F.Hasan
ConversionConversion EmoticonEmoticon